Di California, kebakaran lahan semakin meningkat dan suhu udara naik tiap tahun karena perubahan iklim. Selama bertahun-tahun, warga yang terdampak secara langsung oleh perubahan iklim dan ekstraksi migas telah mendorong pemerintah negara bagian tersebut untuk ikut menentang industri energi kotor. Sekarang, ketika masa kerja gubernur California hampir berakhir, warga negara bagian tersebut mendorongnya untuk menolak semua izin baru untuk pengeboran migas dan menghentikan proyek energi kotor yang ada di seluruh negara bagian ini.

California sendiri telah merasakan dampak perubahan iklim, walaupun negara ini menjadi yang terdepan dalam perjuangan mengatasi krisis iklim. Tahun demi tahun, frekuensi dan skala kerusakan kebakaran lahan semakin membesar. Tahun ini, para ahli memperkirakan musim kebakaran hutan dan lahan akan semakin memburuk. Sementara itu, beberapa tajuk utama pemberitaan memperkirakan kebakaran hutan dan lahan di California “akan terjadi sepanjang tahun.” Enam peristiwa kebakaran hutan dan lahan terparah sepanjang sejarah di California terjadi dalam 10 bulan terakhir.

 

Foto: Anesti Vega | Survival Media Agency

 

Kemungkinan terjadinya kebakaran yang merusak seperti ini diperparah oleh suhu udara terpanas dalam sejarah yang pernah dirasakan di negara bagian ini. Musim panas ini, suhu udara di seluruh California Selatan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah.  Secara keseluruhan, bulan Juli adalah bulan terpanas sepanjang sejarah di California.

Sebagai respons atas dampak buruk perubahan iklim dan efek langsung yang ditimbulkan oleh produksi migas terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya, masyarakat di berbagai wilayah California menuntut adanya tindakan dari Gubernur Jerry Brown. Masyarakat meminta Brown, yang masa jabatannya sebagai Gubernur dan kariernya sebagai pejabat terpilih akan segera berakhir, untuk menolak semua izin pengeboran migas baru dan menghentikan proyek energi kotor secara keseluruhan di negara bagian tersebut.

California sering menjadi pemimpin dalam aksi menghadapi perubahan iklim di AS dan Brown mendukung tindakan untuk meningkatkan efisiensi energi di negara bagian tersebut. Namun gubernur ini tidak lagi menangani masalah industri migas secara langsung, sekalipun didorong oleh warga yang paling terdampak oleh produksi bahan bakar kotor itu. Baru-baru ini, lembaga legislatif negara bagian California mengesahkan RUU, bernama SB 100, untuk mengubah jaringan listrik negara bagian itu menjadi 100% energi bersih pada tahun 2045.

“Ini adalah kemenangan besar bagi masyarakat California yang menginginkan perubahan cepat menuju energi ramah lingkungan di negara bagiannya,” kata Direktur Eksekutif 350.org, May Boeve mengenai SB 100. “SB 100 adalah langkah penting dalam mengatasi masalah krisis iklim yang semakin parah, namun untuk melakukan perubahan besar, kita harus mengakhiri proyek energi kotor. Gubernur Brown harus bertindak lebih jauh lagi dengan memulai peralihan dari energi kotor sekaligus melindungki kehidupan dan penghidupan warga California.”

Ketika dampak perubahan iklim semakin memburuk di berbagai wilayah California, akibat peningkatan suhu udara hingga kebakaran hutan dan lahan yang semakin luas, pemerintah negara bagian ini berkesempatan besar untuk menghentikan ekstraksi bahan bakar kotor dan beralih ke perekonomian berbasis 100% energi terbarukan yang mengutamakan solusi usulan masyarakat. Jika California menjalankan langkah penting ini, maka akan menjadi preseden positif untuk mengatasi krisis iklim di AS dan di seluruh dunia.

Kamu dapat berjuang bersama masyarakat untuk melawan dampak perubahan iklim di seluruh dunia. Ikuti aksi menyebarluaskan dokumen ini pada tanggal 13 Oktober 2018, dan menegaskan pesan dari pada ilmuwan: kita harus bebas energi fosil.

 

Beraksi untuk 1.5°C

 


Peluang agar suhu bumi tetap di bawah ambang batas 1.5°C semakin sedikit. Kehidupan banyak orang jadi taruhannya—kita harus segera mendorong dunia yang bebas energi fosil. Simak lebih lanjut tentang Laporan People’s Dossier yang dilengkapi dengan cerita tentang dampak 1.5°C di sini.

FacebookTwitter