Hari ini pekan kedua bulan suci Ramadan. Dalam bulan ini, diperkirakan sebanyak 1,8 juta orang–sekitar seperempat populasi dunia–berpuasa sejak fajar hingga petang.

Ramadan adalah bulan pertama kali Alquran diturunkan. Oleh karena itu, setiap tahun umat Islam memperingatinya dengan berpuasa, mengingat Tuhan (Allah), dan menjalankan perintah Allah seperti yang tertulis dalam Alquran dan Hadis (sabda Nabi Muhammad SAW).

Ramadan adalah saat yang tepat untuk fokus berpuasa dan beribadah. Bulan ini memungkinkan kita mengambil jarak dari rutinitas sehari-hari, merenung dan meningkatkan keimanan demi hidup yang lebih seimbang. Dengan begitu, Ramadan memberi kita kesempatan merenung dan mengevaluasi hubungan kita saat ini dengan alam dan sesama, dan cara hidup yang–sayangnya–telah menyimpang jauh dari hidup seimbang.

Foto: 350.org Indonesia/PWYP Indonesia

Sejumlah mahasiswa di Samarinda memgikuti aksi Rise for Climate, mendorong transisi energi berkeadilan di Indonesia.

 

Sejak Kesepakatan Paris ditandatangani pada Desember 2015, laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada Oktober 2018 memaparkan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa kita perlu mengambil langkah penting dengan cepat untuk menjaga agar kenaikan suhu tidak melebihi 1,5 derajat karena ancaman perubahan iklim semakin terlihat jelas.

Minggu lalu, riset dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) menunjukkan bahwa kita berada di keadaan ‘darurat alam dan manusia’  dan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi alam di berbagai belahan dunia serta menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati. Planet kita memanas, permukaan laut terus naik, sejumlah negara dihantam angin topan yang dahsyat. Hampir 40% jenis serangga ada di ambang kepunahan.

Perubahan iklim terus mengakibatkan banjir, kebakaran hutan, gelombang panas, badai, dan kekeringan di sejumlah wilayah di seluruh dunia. Tahun 2018 adalah tahun terpanas keempat yang tercatat dalam sejarah. Lapisan es di kutub mengalami dampak yang mengerikan dan badai ekstrem terus merusak banyak wilayah di muka bumi.

Ancaman perubahan iklim belum pernah senyata ini, sehingga tindakan untuk mengatasi perubahan iklim semakin diperlukan. Dan kita tahu langkah yang perlu kita ambil: meninggalkan energi fosil dan berkomitmen untuk menggunakan energi yang 100% terbarukan untuk semua. Kita perlu secepatnya menghentikan proyek energi fosil baru dan proyek yang sudah berjalan untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Sejalan dengan isi laporan IPCC tentang tindakan yang diperlukan: mencegah peningkatan suhu agar tidak melampaui 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri berarti transisi yang “cepat dan berpengaruh besar” pada sumber energi, infrastruktur, industri, dan transportasi. Itu berarti kita harus mengurangi emisi karbon sebanyak 45% dari tingkat emisi karbon tahun 2010 selama 10 tahun berikutnya.

Aksi dan inisiatif untuk mengatasi perubahan iklim bermunculan di pelbagai belahan dunia, yang bertujuan untuk menghentikan penggunaan energi fosil. Saat ini kita menyaksikan momen langka meningkatnya gerakan global yang belum pernah terjadi dan menuntut aksi untuk mengatasi perubahan iklim .

Photo credit: Jean-Jacques Kissling

 

Di berbagai belahan dunia, aksi untuk mengatasi perubahan iklim meningkat dengan cepat; mulai blokade yang dilakukan Extinction Rebellion selama seminggu di London, hingga seruan pelaksanaan Green New Deal yang bergema di pelbagai tempat di dunia dari Amerika Serikat sampai Spanyol. Mulai meningkatnya jumlah kota dan negara yang mendeklarasikan keadaan iklim darurat hingga keberhasilan besar gerakan divestasi dengan membatalkan izin operasi industri energi kotor.

Tak jadi soal, jika kamu seorang Muslim yang berpuasa saat Ramadan atau bukan, bulan ini adalah kesempatan bagi kita untuk bergerak bersama, dan ajakan untuk fokus pada perenungan dan peningkatan keimanan, komitmen untuk membuat dunia lebih baik dengan tidak menyerah dan untuk tetap bersatu sambil terus berjuang melawan perubahan iklim. Kita harus melawan perubahan iklim bersama-sama dan sekaranglah saat yang tepat, sebelum kita kehilangan semua yang kita perjuangkan.

Jika kamu tertarik untuk berperan lebih banyak untuk mendukung gerakan iklim, kunjungi fossilfree.id dan isi petisi kami.

FacebookTwitter