Kami mulai mengonsep kegiatan Asia Solidarity Lab selama masa yang sulit bagi dunia seperti saat ini. Selain menambah kompleksitas pada kekhawatiran yang meningkat dari semua orang terhadap krisis iklim, pandemi ini mempertajam ketimpangan dan menjadikan mereka yang telah terpinggirkan semakin rentan terhadap goncangan di masyarakat.
Awalnya, slogan kami untuk acara ini “menabur harapan, menuai solidaritas” tampak seperti pekerjaan yang tidak mungkin. Bagaimana kamu, dengan raut wajah serius, benar-benar meminta orang untuk tetap berharap dan yakin di tengah penderitaan yang begitu berat? Saat berita-berita yang kita terima bahkan memberi lebih banyak alasan untuk terus diliputi ketakutan, apa perlunya mengadakan acara online lagi ketika kita dapat saja tetap bekerja serta menunjukkan kepedulian bersama dan saling membantu secara langsung di lapangan tanpa terbawa emosi?
Saya pun masih mencari jawaban untuk pertanyaan itu. Tapi yang berbeda sekarang adalah saya tahu bahwa saya tidak sendiri.
Saya tidak sendiri karena lebih dari dua puluh organisasi telah bergabung dan membangun aksi ini bersama saya. Saya tidak sendiri karena ratusan orang dari lebih dari empat puluh negara telah mendaftar untuk becermin bersama pada luka kita, frustasi kita, mimpi kita, dan visi kita. Saya tidak sendiri karena kita telah memutuskan bahwa ketika disatukan, kemampuan kita memberi ruang baik untuk kesengsaraan maupun langkah terobosan menjadi tak terbatas.
Dulu, kini, dan nanti saya tidak akan pernah sendiri dalam perjuangan ini. Maukah kamu membantu mengundang lebih banyak orang untuk bergabung?
Asia Solidarity Lab, yang akan berlangsung Kamis ini, adalah tentang undangan kepada mereka yang terlibat dalam berbagai perjuangan untuk berbagi dalam proses bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. Maukah kamu membagikan undangan ini kepada dua kawan atau keluargamu yang kamu ingin sertakan dalam momen bersama ini?

Bantu sebarluaskan acara langka ini – bagikan kepada kawan dan keluargamu!