Bersatu Menjaga Laju
Setelah IPCC–lembaga PBB yang berwenang untuk perubahan iklim–menerbitkan laporan kritisnya tentang 1,5˚C pada Senin lalu, ribuan orang di seluruh dunia beraksi untuk menyelamatkan bumi–dan bersatu menahan kenaikan laju suhu.
Jangan Lampaui 1,5°C!
Dampak perubahan iklim akan jauh lebih buruk pada kenaikan suhu 2°C dibanding 1,5°C. Mengapa itu bisa terjadi? Berikut penjelasannya.
Sebuah Perjuangan Nyata
Sejumlah warga, aktivis dan tokoh masyarakat di wilayah Bayou, Louisiana bangkit menentang Bayou Bridge, rencana pembangunan jalur pipa proyek energi kotor sepanjang 261 km.
Bangkit Menentang Proyek Energi Kotor
Di California, kebakaran lahan semakin meningkat dan suhu udara naik tiap tahun karena perubahan iklim. Selama bertahun-tahun, warga yang terdampak secara langsung oleh perubahan iklim dan ekstraksi migas telah mendorong pemerintah negara bagian tersebut untuk ikut menentang industri energi kotor.
Solar XL – Perlawanan Rakyat Bersama
Keystone XL adalah proyek rencana pembangunan jalur pipa minyak yang akan menghubungkan Alberta, Kanada, dengan kilang minyak Gulf Coast.
Lindungi Mata Air Kehidupan
Di Ceará, Brazil masyarakat melindungi mata air dari eksploitasi PLTU. Saat terjadi kekeringan terlama yang pernah tercatat di daerah tersebut, kurangnya investasi bidang energi terbarukan menempatkan proyek energi kotor dan lingkungan yang rentan jadi pertaruhan kebijakan.
Menolak Tenggelam
Masyarakat pesisir di Senegal berjuang menghadapi kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut serta badai yang tidak bisa diduga di Samudera Atlantik–sumber kehidupan dan budaya di Bargny—kini menjadi ancaman terbesar bagi masa depan daerah itu.
Memotong Jalur Bencana
Masyarakat di wilayah selatan Italia berjuang melawan proyek pipa gas skala besar. Saat penduduk Mediterania sedang berjuang menghadapi kekeringan dan kebakaran lahan, sejumlah negara lain di Eropa justru memperparah krisis iklim dengan pembangunan jalur pipa gas raksasa. Masyarakat setempat berupaya melindungi perkebunan zaitun yang sudah berusia ratusan tahun.
Menjaga Tradisi Saami
Suku Saami tinggal di wilayah ujung utara Eropa, dan kebudayaan mereka lebih tua daripada kebudayaan Finlandia, Swedia, dan Viking. Mereka sanggup bertahan hidup di daerah beriklim ekstrem di daerah Kutub Utara seperti Swedia, Finlandia, Norwegia, dan Rusia. Namun perubahan iklim ini semakin mempersulit kehidupan penduduk Saami, yang sekarang harus berjuang menghadapi iklim yang lebih hangat dan kondisi Kutub Utara yang makin tak terduga.
Tidak Untuk Neokolonialisme
Masyarakat nelayan melawan neokolonialisme dan melindungi situs budaya UNESCO di Kenya. Kota Tua Lamu adalah salah satu pemukiman Suku Swahili tertua dan lestari di Afrika Timur. Pada tahun 2001, kota ini diresmikan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai penghargaan atas nilai-nilai universal budaya Islam dan Swahili yang luar biasa.